Stop Bagikan Privasi kita!


Yes, Here we are, back again. kali ini saya ingin memaparkan sedikit tentang apa yang terjadi di dunia maya yang perkembangan nya hampir tidak jauh berbeda dengan dunia nyata.
Pertama, kita kembali dulu yuk ke sekitar sepuluh tahun yang lalu dan saling mengingat apa yang terjadi pada waktu itu, pada saat itu saya berada di bangku sekolah dasar tepatnya kelas enam. apa yang kalian ingat pada tahun 2008 mengenai teknologi? banyak? tentu tidak. bahkan kalian akan sulit mengingat apa yang terjadi pada waktu itu. tepatnya pada tahun 2008, Indonesia mulai memasuki tren menggunakan Friendster dengan menghias-hias pernak-pernik halaman profil mereka sendiri, dikarenakan ada kemungkinan teman-teman kita bakal berkunjung tepat ke halaman kita. bukankah menggugah hati?
Yuk kita ingat sekali lagi pada tahun itu apa yang terjadi pada dunia teknologi. di tahun yang sama, Facebook juga mulai digunakan secara masif oleh orang-orang dari berbagai usia. saya masih ingat teman-teman saya mengajak saya ke sebuah warnet untuk mengajarkan saya membuat akun tersebut. apabila kalian membaca itu teman-temanku, tersenyumlah, aku juga bahkan tidak tau kapan kita bisa bertemu lagi. pada saat itu Facebook menjadi Platform sosial media yang paling banyak digunakan diseluruh dunia, berbagai nama-nama norak tercantum di nama kita dengan sebuah alasan, kita tampak keren di dunia maya tersebut. mengetik dengan menyingkat kata-kata, mengkombinasikan angka dan huruf, ah betapa naif nya. kita menggunakan dan memanfaatkan sosial media untuk menghubungkan kembali teman-teman atau berkenalan dengan teman baru di dunia maya pada saat itu. 
Pada tahun yang sama Twitter juga mulai digunakan secara masif oleh orang-orang hanya untuk menunjukkan betapa banyaknya sosial media yang kita punya, saling men-tweet, retweet, reply dan berbagai macam fitur lainnya seperti follow, followers dan sebagainya. akan ada hari yang aneh tanpa menerbitkan sebuat tweet didalam hidup pada saat itu.
Sekarang kita masuk ke tahun 2018, menurut kalian apa yang terjadi pada saat ini?  Dunia maya sudah layaknya menjadi rutinitas yang tidak dapat kita lewatkan bahkan menjadi kebutuhan primer yang krusial dibanding hal yang lain. kita pasti bakal kesulitan hidup sehari tanpa ada asupan informasi dari dunia maya. dibandingkan dengan sepuluh tahun yang lalu, dunia maya menjadi begitu pesat. tapi adakah hal yang tidak kalian sadari dari hal ini? dimana dunia maya sudah menjadi hidup sekunder kita? hal ini ialah privasi.
Baru-baru ini Instagram memberikan sebuah fitur “ask me question” yang menuai pro dan kontra terhadap cara penggunaannya yang menurut saya pada akhirnya selama ada manfaat baik dalam penggunaan yang salah tidak masalah akan tetapi saya melihat orang ramai-ramai menggunakan “verb bla, bla bla blaaa,” untuk memberitahukan fitur tersebut secara benar, oh biarlah wahai netizen, biarlah netizen yang lain menggunakan fitur tersebut dengan cara yang dia suka. bagi saya biarkan mereka berkarya dengan cara yang mereka mau.  walaupun saya merasa terheran-heran dan melakukan sebuah eksperimen sosial dengan menanyakan sebuah pertanyaan pribadi ke beberapa orang dan lucunya, mereka menerbitkan pertanyaan pribadi saya beserta dengan JAWABANNYA oh tidak!, ada yang salah disini!, mereka memberikan privasi mereka dalam rangka popularitas semata, benar-benar ada yang salah disini.
Saya ingin membicarakan privasi, banyak orang-orang yang telah kehilangan privasi mereka akibat dunia maya, dan banyak yang memberikan privasi mereka secara cuma-cuma hanya untuk popularitas dalam jangka pendek dan pada akhirnya tidak ada orang yang melirik secara dalam kedalam privasi kita karena mereka hanya ingin tahu.
Menurut saya pribadi, siklus ini tidak akan pernah berhenti yakni, orang-orang akan selalu membagikan privasi mereka. tetapi ini yang menarik, saya pernah membahas tentang bagaimana logika dan perilaku manusia secara rasional. kita dapat mengetahui informasi seseorang berdasarkan pola pikir dan perilaku dan penampilan seseorang. apa yang terjadi apabila kita sudah mengetahui seseorang secara detail? kita tahu semuanya bahkan sampai sesuatu yang tidak mereka sadari.  dari hal yang penting sampai yang tidak penting.
Ketika seseorang kehilangan privasi mereka, hilanglah kharisma orang tersebut.
Kalian pernah menonton Sherlock? ada sebuah episode dimana dia dapat meretas akun seseorang hanya melihat dan mengumpulkan informasi terbatas mengenai ruangan orang tersebut, yap itu memang benar-benar sangat memungkinkan dikarenakan saya juga pernah mencoba dan berhasil melakukannya.
Sayaakan membahas salah satu bahaya dari membagikan privasi secara cuma-cuma. apa kalian sering mendengar Identity theft  di dunia maya? apabila belum tahu Identity theft ialah pencurian identitas, akan saya gunakan bahasa yang sangat mudah disini bahwa Identity theft adalah aktifitas yang kita gunakan dengan mengatas namakan orang lain(identitas yang kita curi) misalnya; berbelanja online dan pembobolan akun yang sangat sering dilakukan di negara-negara maju dikarenakan orang-orang yang telah kehilangan privasi mereka. hal ini sangat sering terjadi, percayalah dan saya juga bisa melakukannya disaat saya sudah sangat mengenal seseorang hingga mendetail, saya bisa menyusupi informasi seseorang secara penuh. saya bisa mengetahui kata sandi sosial media seseorang hanya dari apa yang mereka suka lakukan, buku favorit apa yang mereka baca, pengarang apakah yang paling mereka suka, percayalah saya bisa melakukannya.
Bukankan itu hal mengerikan? banyak selebritas yang sering menjadi korban ini. karena itulah beberapa dari mereka yang sudah sadar tidak membuat sosial media dikarenakan hanya untuk hausnya popularitas sesaat. mari kita ambil contoh disini, Scarlett Johansson pernah menjadi korban dimana foto-foto dia tersebar di dunia maya dan pada akhirnya dia memutuskan untuk tidak pernah bergabung menjadi salah satu warga internet. begitu juga dengan Felicity Jones dan masih banyak lainnya.
Tetapi, pada akhirnya kita cuma manusia biasa yang tidak pernah luput dari hausnya perhatian seseorang. mungkin kita melakukan itu hanya karena kita ingin orang-orang menyadari kehadiran kita, mungkin tidak. mungkin kita memberikan privasi kita karena kita berharap seseorang akan peduli dengan kita, atau mungkin kita hanya melakukannya untuk bersenang-senang atau mungkin juga tidak.
Akan tetapi, pada akhirnya saya juga seorang manusia yang tugasnya mengigatkan sesama bahwa ada konsekuensi terhadap sesuatu yang kita lakukan, termasuk memberikan privasi kita secara cuma-cuma dan pada akhirnya.,kita cuma manusia biasa.

Posting Komentar

0 Komentar